Aktor Hollywood Steven Seagal diam-diam adalah pengagum Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam sebuah wawancara dengan Rossiskaya Gazeta, koran milik pemerintah Rusia, ia menyatakan mendukung penuh langkah Putin atas Ukraina. Bahkan aktor laga ini menyebut Putin sebagai "satu dari pemimpin terhebat dunia" dalam wawancara yang dilakukan di Rumania itu. Ia berada di negara itu untuk syuting film terbarunya.
Dilansir The Moscow Times, koran berbahasa Inggris terbesar di Rusia, Seagal mengungkapkan alasan mengapa dirinya mendukung Putin atas putusannya menginvasi Crimea. "Melindungi rakyat berbahasa Rusia di Crimea, aset-asetnya, dan pangkalan militer Laut Hitam Rusia di Sevastovol, itu sangat masuk akal (mengapa Putin mengambil tindakan atas Crimea)," katanya.
Aktor 61 tahun yang dikenal sebagai Republikan sejati ini juga mengkritik kebijakan AS atas Ukraina dengan menyebutnya sebagai "idiot". Ia menyatakan pemberitaan media AS soal Crimea semuanya membawa agenda Presiden AS Barack Obama. Seagal dikenal dekat dengan Putin. Keduanya sama-sama penyuka olahraga bela diri. Dia sebelumnya pernah makan malam bersama Putin dan mendampinginya dalam beberapa acara olahraga.
Mantan Kanselir Jerman, Gerhard Schroeder, memberikan dukungan terhadap Presiden Vladimir Putin atas tindakannya terhadap Ukraina. Dia mengkritik langkah kelompok negara industri raksasa atau G-8 yang telah mengisolasi Rusia. Bahkan, dia mendukung argumen Kremlin yang membandingkan aneksasi wilayah Crimea dengan intervensi NATO di Provinsi Kosovo, Serbia, pada 1999.
"Pada waktu itu pun kami serta NATO mengirim pesawat ke Serbia dan menjatuhkan bom di atas negara berdaulat tanpa resolusi Dewan Keamanan PBB," ujar sahabat Putin itu di Reuters, Kamis, 27 Maret 2014. Schroeder menjabat sebagai kanselir Jerman pada 1998-2005. Dia telah bersahabat dengan Putin sejak dikucilkan Presiden Amerika, George W. Bush, pada 2003. Menurut Schroeder, NATO dan Uni Erpa tidak sensitif terhadap kepentingan Rusia. "Dan memperburuk krisis dengan membuat Ukraina memilih berhubungan erat ke Barat atau Rusia," ujar Schroeder.
Menurut komisioner Parlemen Jerman, yang juga anggota oposisi dari Partai Hijau, Manuel Sarrazin, Schroeder telah menyebarkan propaganda soal Kremlin. Bahkan, ia menduga bila Schroeder telah dibayar guna menjadi juru bicara Rusia. "Dia menjadi pelayan Rusia dengan konflik kepentingan yang besar," ujar Sarrazin.
Pada saat ini, Schroeder merupakan ketua dewan perusahaan pipa gas kerja sama dengan Rusia yang dimonopoli Gazprom. Di posisi itu dia mendapatkan gaji sekitar 250 ribu euro, setara Rp 3,9 miliar. Jerman adalah pembeli terbesar ekspor gas alam Rusia. Sebagian besar gas Rusia untuk Eropa disalurkan melalui Ukraina. Hal itulah yang membatasi kemampuan Moskow untuk bermain keras dalam negosiasi dengan Kiev. Sebab, itu bisa memunculkan ancaman pematian gas Ukraina yang bakal berdampak ke pelanggan di Eropa.
Schroeder sendiri menyatakan hubungannya dengan Putin lebih dari sekedar bisnis. "Saya memahami jalan pikiran Putin," ujar dia.