Sedikitnya 30 jenazah kelompok pro-Rusia dibawa ke rumah sakit, Selasa (27/5/2014), sehari setelah pertempuran terbuka pertama di kawasan timur Ukraina, Senin (26/5/2014). Pertempuran tersebut melibatkan pesawat jet dan helikopter Pemerintah Ukraina, berhadapan dengan persenjataan darat kelompok pro-Rusia. Di luar rumah sakit, salah satu pejuang pro-Rusia yang tak bersedia menyebutkan nama dengan alasan keamanan mengatakan, truk pembawa jenazah itu masih ada di luar rumah sakit.

Menurut orang itu, jenazah belum diturunkan karena menunggu ahli peledak. Kehadiran ahli ini diperlukan untuk memastikan tak ada bahan peledak yang belum meledak ikut terbawa. Sepanjang Senin, ledakan dan letusan membahana di kota berpenduduk satu juta jiwa tersebut. Jet tempur dan helikopter militer terlihat terbang di udara, dengan asap hitam pekat membubung ke angkasa dari daratan. Banyak penerbangan dari dan ke Donetsk ditunda dan dibatalkan, setelah akses menuju bandara diblokade polisi.

Dua helikopter serbu milik militer Ukraina, Senin (26/5/2014), menyerang bangunan terminal utama bandara Donetsk yang dikuasai separatis di wilayah timur Ukraina. Dua helikopter itu terbang rendah lalu menembaki bangunan bandara dan mengenai terminal utama bandara tersebut. Asap hitam membubung ke udara dari tempat yang terkena tembakan. Sebelumnya, pada Senin pagi, sekelompok orang bersenjata menyerbu bandara Donetsk yang merupakan bentuk penentangan terhadap pemilu Ukraina yang ditolak kelompok separatis yang menguasai wilayah timur Ukraina.

Akibatnya, militer Ukraina meluncurkan operasi untuk merebut kembali bandara itu. Militer Ukraina mengerahkan jet-jet tempur dan helikopter serbu dalam operasi ini. "Setelah ultimatum (agar separatis meninggalkan bandara) pada pukul 13.00 habis, kami meluncurkan operasi anti-teror," kata juru bicara militer Ukraina, Oleksiy Dmytrashyvskiy. Juru bicara militer lainnya, Vladyslav Seleznyov, lewat akun Facebook-nya mengatakan pasukan Ukraina didukung helikopter serbu Mi-8 dengan pasukan payung dan jet tempur.

"Pertama, jet tempur SU-25 melepaskan tembakan peringatan ditujukan ke arah teroris untuk memenuhi tuntutan kami. Beberapa pemberontak mulai panik," kata Seleznyov. "Lalu MiG-29 melakukan serangan udara di dekat kawasan tempat berkumpulnya para teroris," sambung dia. Akibat didudukinya bandara Donetsk, maka semua penerbangan masuk dan keluar kota itu dibatalkan. Bandara Donetsk baru saja direnovasi besar-besaran menjelang Piala Eropa 2012.

Serangan udara ini dilancarkan Pemerintah Ukraina untuk merebut kembali kendali bandara. Serangan ini pun menjadi operasi militer yang paling kasatmata sejak tindakan keras diputuskan akan diambil untuk menghadapi kelompok pro-Rusia di kawasan timur Ukraina. Dua helikopter terbang rendah menuju terminal bandara yang berkilauan dan melepaskan tembakan roket pada target tak terlihat di balik barisan pepohonan di sekitar bandara, mengirimkan segumpal hitam tebal asap mengepul ke udara.

Kedua helikopter kemudian kembali melepaskan tembakan, ketika satu-dua letusan senapan menyalak dari daratan. Satu helikopter melepaskan tembakan ke kaca depan terminal Bandara Donetsk, yang beberapa jam sebelumnya merupakan tempat para penumpang terbang ke luar Ukraina. Selama berjam-jam, Senin (26/5/2014), rentetan tembakan senapan mesin berat dan ledakan menjadi bunyi yang mendominasi di Donetsk, di kawasan timur Ukraina ini. "Perang" tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah Ukraina merebut kembali kendali pusat transportasi strategis di kota besar yang dikuasi kelompok pro-Moskwa tersebut.

"Ini seperti di Chechnya," kata Mikhail Rozhkov, mantan penambang, sembari terengah-engah saat dia bersepeda untuk memeriksa kondisi ayahnya yang berusia 76 tahun, yang bekerja sebagai penjaga garasi di dekat bandara. "Mereka menembakkan roket dan mortir. Ini menakutkan." Rozhkov mengatakan, dia dan ayahnya bersembunyi di ruang bawah tanah, dan berusaha pulang untuk memastikan kondisi ibunya. "Saya harus memberitahunya bahwa ayah baik-baik saja dan hidup. (Namun) aku tidak tahu, bahkan untuk besok," ujar dia.

Sebelumnya, puluhan orang bersenjata berat dari kelompok warga pro-Moskwa merebut bandara tanpa ada satu pun tembakan keluar. Mereka, yang sebagiannya mengenakan topi cossack dan berjenggot panjang, menuntut para tentara penjaga bandara untuk ditarik.

Dua ledakan tiba-tiba
Semua penerbangan masuk dan keluar bandara Donetsk dihentikan sebelum pemerintah menerbangkan jet tempur dan senjata berat untuk menyerang kelompok yang menguasai bandara tersebut, Senin siang. Bandara ini sebelumnya pernah mendapatkan perbaikan besar-besaran untuk menyongsong kejuaraan sepak bola Eropa pada 2012. Nilai perbaikan saat itu mencapai 900 juta dollar AS. Serangan pada bandara ini dilakukan setelah kelompok yang menguasainya mengabaikan ultimatum batas waktu jam makan siang untuk meninggalkan bandara.

"Saat suasana tenang, tiba-tiba dua ledakan terjadi, disusul dua ledakan lain, yang sepertinya ditembakkan dari pesawat," kata Maksim Bakhal, seorang pekerja pemakaman di tepi bandara. "Kemudian tiga helikopter terbang dan ada tembakan senapan mesin," ujar dia. "Lalu ada tembakan dari semua sisi bandara dengan senjata berat dan meriam."

Di biara Svatoiversky, kubah emas yang berjarak beberapa ratus dari bandara, tujuh suster terjebak pertempuran ini. "Ke mana mereka pergi?" tanya seorang perempuan berkerudung kepada imam berjenggot yang membawanya ke biara. "Anda ingin tahu apa yang para biarawati itu lakukan?" tanya sang imam yang kembali satu jam kemudian. "Mereka berdoa." Pertempuran pada Senin ini merupakan yang pertama setelah kelompok-kelompok di kawasan timur, yang menguasai perdesaan dan perkotaan sekitar Donetsk, mulai merangsek masuk ke kota ini.

"Kami tidak bisa melarikan diri dari perang saat ini. Seratus persen yakin," kata pendukung pro-Moskwa, Sergei, begitu suara pesawat jet menderu menuju bandara. "Ini hanya awal." Setelah empat jam, pertempuran sporadis sepertinya mereda. Namun, jalanan di sekitar bandara tetap sepi. Hanya kelompok pro-Moskwa yang terlihat berjongkok di tepi jalan dan berteriak ketika mobil yang membawa wartawan AFP melaju cepat meninggalkan kawasan tersebut.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana pertempuran akan berjalan," kata seorang pejuang separatis senior, yang berdiri agak jauh dari bandara dengan menyandang senapan Kalashnikov. "Kami tak memiliki informasi tentang korban tewas atau terluka," imbuh lelaki itu. Konfrontasi sengit meletus setelah Presiden Ukraina terpilih, Petro Poroshenko, bersumpah tak akan membiarkan kelompok pejuang di kawasan timur negaranya mengubah wilayah itu menjadi semacam Somalia. Dia yang terpilih dalam pemilu pada hari Minggu (25/5/2014) mengatakan, penumpasan pemberontak akan berlanjut, tetapi dengan operasi yang lebih efisien.

Poroshenko mengatakan, dia berencana mendatangi wilayah Donbass, region tempat Donetsk merupakan ibu kotanya, sebagai bagian dari langkah pertamanya setelah terpilih. Namun, kelompok pro-Moskwa menyatakan bahwa dia tak diterima di sana. "Situasi semakin buruk. Sangat tidak cerdas bila Poroshenko ingin datang ke sini. Orang tak ingin melihatnya," kata salah satu pemimpin kelompok pro-Moskwa di Donetsk, Denis Pushilin.

"Dialog mungkin saja dilakukan, tetapi hanya di hadapan mediator, dan mediator itu adalah Rusia," imbuh Pushilin seraya menyebutkan sejumlah persyaratan, termasuk pertukaran tawanan dan penarikan pasukan dari Donbass. Pertempuran pada Senin terjadi setelah taipan dan raja permen Petro Poroshenko mengklaim kemenangan dalam pemilu yang berlangsung pada Minggu (25/5/2014). Poroshenko berjanji menegosiasikan perdamaian dengan kelompok pro-Rusia di kawasan ini, di lokasi dengan penyitaan kantor-kantor pemerintah. Meski demikian, Poroshenko menyebut kelompok pro-Rusia ini tak beda dengan para perompak Somalia.